Pages

Ads 468x60px

Rabu, 19 Desember 2012

Konten Digital, Cara Industri Musik Lokal Bertahan

Susetyo Dwi Prihadi - detikinet



 Jakarta - Secercah harapan tengah bersinar bagi pelaku industri konten digital di penghujung tahun 2012 ini. Perlahan tapi pasti, para pengembang mulai bergerak untuk bangkit setelah terpuruk karena kasus 'Black October' setahun lalu.

Para pengembang aplikasi, konten, dan penyedia platform melakukan gerakan baru untuk mengembalikan kepercayaan masyarakat terhadap layanan konten berbayar dan menyelamatkan kembali industri musik Tanah Air.

Lalu bagaimana prediksi perkembangan industri ini di tahun 2013 mendatang?

"Kontennya akan mengarah ke rich content (konten yang kaya), cara mendapatkannya berbeda. Konten-konten sederhana tidak akan berkembang, karena orang takut ditipu," kata Project Director of Services, Content, Applications and Portal, Task Force Team Telkomsel, Gideon Edie Purnomo.

Nah, salah satu terobosan terbaru adalah dengan menyediakan platform musik yang aman, mudah dikontrol, murah, tetapi tetap menjunjung hak atas kekayaan intelektual (HaKI) para pemilik konten, baik musisi maupun perusahaan rekaman. Salah satu yang coba merajut peruntungan adalah layanan Musik Legal.

Gopal Utiarrachman, Direktur Utama PT Generasi Indonesia Digital mengatakan, platform Musik Legal menawarkan layanan beli putus, bukan otomatis diperpanjang, tetapi otomatis berhenti jika masa berlangganannya telah habis.

"Layanan berbasis platform ini otomatis berhenti sesuai dengan masa langganan yang dipilih, bisa sepekan, dua pekan, atau sebulan. Bukan otomatis perpanjang," ujarnya, seperti dikutip dari keterangan resminya, Selasa (18/12/2012).

Musik Legal bisa diunduh secara gratis di berbagai sistem operasi ponsel pintar, seperti Google Play dan Blackberry App World. Platform ini juga segera hadir di Nokia Store dan Apple Store di akhir tahun ini.

Pengguna bisa mengunduh semua lagu yang tesedia bebas dan gratis, tetapi lagu yang tersimpan hanya bisa dimainkan sepanjang masa berlangganan. Biaya berlangganan di bawah Rp 5.000 per pekan.

Ketika masa berlangganan habis, pengguna otomatis tidak bisa mendengarkan lagu yang tersimpan, tetapi lagu tersebut tidak akan hilang. Ketika pengguna registrasi kembali, lagu langsung bisa didengarkan kapan saja.

Telkomsel menjadi operator telekomunikasi pertama yang menyediakan platform ini bagi para pelanggannya. Mekanisme pembayaran pengguna melalui charging pulsa, layaknya membeli aplikasi di Google Play atau Nokia Store.

Pemilik konten musik legal, mulai dari perusahaan rekaman hingga band indie juga bisa menjual musiknya melalui platform ini dengan mudah, tidak ada minimal jumlah konten, cukup mendaftar di musiklegal.com.

"Mereka juga bisa memantau penjualan produk secara live dan transparan melalui rekening escrow di salah satu bank BUMN besar. Bahkan kami akan menampilkan market share sehingga mereka bisa melihat performa penjualannya," ujarnya.

Ditambahkan Gideon, ini tentu saja selain memberikan warna dalam industri tersebut, tentu saja cara ini memberikan peluang baru bagi pelaku industrinya.

"Musik juga akan berkembang ke arah usage, bukan lagi sekedar owning. Makanya konsep berlangganan dengan unlimited download atau listening akan jadi tren di masa depan," tandasnya.

Sementara itu, anggota Badan Regulasi dan Telekomunikasi (BRTI) Nonot Harsono, mengatakan pihaknya sangat mendukung perkembangan industri musik lokal dengan pemasaran melalui konten digital.

"Harus dibedakan ya, antara nada sambung pribadi atau dikenal dengan RBT dengan full track lagu. Sistemnya berbeda sehingga dalam regulasi kami juga membedakannya agar semua bisa menikmati dengan nyaman tanpa merasa dirugikan," ujarnya.

Dia menjelaskan sebuah karya musik utuh dari awal hingga akhir atau disebut full track lagu masuk dalam kategori konten, sama seperti games.

Sementara itu, RBT diatur terpisah. RBT merupakan bagian dari proses sambungan telepon, mesinnya ada di operator telekomunikasi sehingga nanti kerjasamanya dari label rekaman atau pemilik hak cipta langsung ke operator.

"Jadi untuk RBT nanti langsung menjadi tanggung jawab operator, dengan label atau pemilik hak cipta sebagai penyedia RBT," imbuh Nonot.

Proses berlangganan nanti diarahkan ke otomatis memperbaharui (renewal) dengan adanya notifikasi yang meminta persetujuan pelanggan. "Tentu saja, tidak semerta-merta pemain nakal hilang, mari sama-sama mengawasi," ia menandaskan.

0 komentar:

Posting Komentar