Pages

Ads 468x60px

Jumat, 05 Oktober 2012

Google Ciptakan Ruang Bagi Penggiat Street Art Tanah Air

Santi Dwi Jayanti - detikinet

    Jakarta - "Dari Indonesia, untuk Indonesia," demikian Khrisna Zulkarnain, Country Marketing Manager Google Indonesia saat mengenalkan Chrome Open Spaces.

Inilah wadah bagi penggiat maupun pecinta street art yang memanfaatkan digital media sebagai ruang untuk berekspresi.

Saat berbincang di Prive Club, Jakarta, Jumat (5/10/2012), Khrisna mengatakan membuat proyek tersebut dengan latar belakang banyaknya karya seni di Indonesia. Ya, konsep ini memang asli dari Tanah Air, meski untuk teknisinya Khrisna mengakui masih dibantu oleh Google pusat.

Nah, apa sebenarnya Chrome Open Spaces itu? Aplikasi ini sendiri rencananya baru dilaunch secara resmi minggu depan.

Beralamatkan di openspaces.co.id, platform yang dimaksud memiliki berbagai macam menu dan fitur yang memungkinkan pengguna untuk membuat 'street art versi digital' dan memamerkan artworknya tersebut pada khalayak luas.

Artwork ini bisa diciptakan melalui tool-tool yang disediakan seperti brush, eraser, dan lain-lain.

Setelah selesai membuat karya, penggunapun dipersilakan mengunggah karyanya di galeri yang telah disediakan dan bisa dilihat oleh siapa saja. Proses sharing ke situs-situs favorit seperti Facebook dan Twitter juga dimungkinkan.

Asyiknya, tak hanya bisa unjuk gigi, tim di balik Open Spaces juga membuat mekanisme voting untuk memberi kesempatan mereka yang ingin memberikan apresiasinya pada karya si pencipta.

Nantinya setelah dirilis, pengguna bisa memakai aplikasi tersebut dengan menggunakan akun Google. Dikatakan oleh Khrisna, meski dibuat oleh Google, namun layanan tersebut bisa diakses melalui browser lain. Namun sejauh ini hanya terbatas untuk desktop PC saja, alias belum bisa dipakai melalui komputer tablet atau ponsel.

"Di sini kami mempertemukan art creator dan audience-nya," demikian tutur Khrisna tentang tujuan dibuatnya aplikasi itu.

"Kami membuatnya sesederhana mungkin. Mau professional artist atau bukan, juga boleh memakainya. Kita mengajak anak-anak Indonesia untuk berkreasi," tambahnya.

Turut hadir dalam acara temu media Google Chrome Open Spaces adalah Sanchia Hamidjaja, seorang professional graphic illustrator. Menurutnya tak ada persoalan saat membandingkan antara menghasilkan karya street art di kehidupan nyata yakni di dinding, dengan di media digital.

"Media digital sama saja, juga butuh skill. Dengan bantuan digital, it's very common untuk orang-orang. Digital dulu baru dipindahin ke physical juga bisa, jadi sah-sah aja. It's the same value," ujarnya.

Rencananya, saat sudah dirilis, akan diadakan kompetisi bagi penggiat street art Indonesia yang menggunakan aplikasi ini. Hasil karya yang terpilih nantinya bakal diabadikan di sejumlah gedung yang berlokasi di Jakarta dan Bandung di mana informasi lebih lanjutnya akan dibeberkan minggu depan.

0 komentar:

Posting Komentar