Pages

Ads 468x60px

Rabu, 03 Oktober 2012

'Menyulap' Data Lebih Bernilai dengan Teknologi Analitik

Ardhi Suryadhi - detikinet




Jakarta - Banyak pihak menyebut, saat ini adalah eranya big data. Masa dimana informasi/data menyerbu secara bergerombol dan tanpa henti.

Jika dilihat secara kasat mata, data-data tersebut bak setumpuk barang yang tak bermanfaat. Padahal ketika dilihat secara cermat sebenarnya data tersebut bisa dianalisis untuk dijadikan solusi dalam merespons segala permasalahan dan kondisi yang ada.

Nah, misi inilah yang ingin diperkenalkan SAS kepada banyak pihak. Salah satu caranya dengan menggaet Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor (IPB) untuk merumuskan analisis dan big data dari isu sektor publik melalui statistik.

Bagaimana memanfaatkan statistik dan big data pun menjadi salah satu agenda pembahasan utama pada ajang Statistika Ria Ke-8 yang diselenggarakan IPB, 29-30 September 2012.

Sebagai pemain software dan layanan business analytics, SAS memahami kekuatan statistik. Software SAS digunakan oleh 70 lembaga sensus dan statistik pemerintah di seluruh dunia, antara lain Biro Statistik Australia, Biro Sensus Amerika Serikat, Statistik Norwegia, Departemen Statistik dan Sensus (C&SD) pemerintah Wilayah Administratif Khusus Hong Kong, Institut Statistik dan Geografi Brazil, Kantor Statistik Jerman (Statistisches Bundesamt), dan Statistik Denmark.

Perwakilan pemerintah bersama dengan praktisi statistik dan pelaku dunia akademik merumuskan peran statistik dalam mengarahkan keputusan yang tepat di berbagai sektor seperti pemerintah, perbankan dan industri keuangan.

Beberapa pembicara dalam seminar antara lain Kristianus Yulianto, Consulting and Services Manager SAS Indonesia, perwakilan Badan Pusat Statistik (BPS), dan Deni Irvani SSi, Peneliti Lembaga Survei Indonesia (LSI).

SAS memahami jika statistik memiliki peran penting dalam menentukan kebijakan publik dan meningkatkan kehidupan umat manusia. Salah satu contohnya, SAS membantu Departemen Perumahan dan Pengembangan Kota Amerika Serikat untuk menentukan apakah program sosial yang dilakukan dapat membantu memberikan kualitas kehidupan yang lebih baik dalam bidang pendidikan, kesehatan dan lapangan kerja.

London Fire Brigade (LFB), pemadam kebakaran terbesar Inggris dapat memprediksi risiko dan menentukan arah strategi pencegahan untuk mengurangi terjadinya kebakaran, korban kematian dan cedera di wilayah Inggris.

"Saat ini, SAS Indonesia berkomitmen untuk mendukung Departemen Statistika IPB sebagai bagian dari SAS Academic Program yang telah diluncurkan sejak 2011. Misi program tersebut adalah membantu universitas dalam memberdayakan para profesional muda bidang statistik sebagai penerus masa depan melalui teknologi yang sejalan dengan lingkungan business analytics," kata Erwin Sukiato, Country Manager SAS Indonesia.

"Sejalan dengan agenda acara, big data hanya akan menarik jika Anda dapat memperoleh nilai analitik darinya dan analitik dapat menambah nilai tambah terhadap big data serta membangun smart organization," imbuhnya.

Lebih dari 300 akademisi dan praktisi statistik akan mendiskusikan tentang bagaimana menganalisa big data yang terus bertambah banyak -- terutama dalam sektor publik -- melalui analitik. Salah satu topik pembahasan antara lain peran penting analytics dalam mewujudkan smart government dan bagaimana penanganan big data yang terus bertambah.

Dr. Ir. Hari Wijayanto, Ketua Departemen Statistika Institut Pertanian Bogor menjelaskan, pihaknya yakin jika meledaknya big data dapat membantu berbagai sektor untuk menentukan keputusan yang tepat dalam organisasi. Akan tetapi, masalahnya adalah kemampuan para ahli statistik untuk menggunakan, menganalisa dan mengetahui makna dari big data.

"Sementara itu, terdapat berbagai perusahaan yang memiliki big data dan memerlukan lulusan yang dapat membantu mereka dalam menganalisa big data untuk mendukung keputusan bisnisnya. Kondisi ini merupakan tantangan dan kesempatan bagi para ahli statistik yang dapat diatasi dengan dukungan teknologi," lanjutnya, dalam keterangan tertulis, Jumat (28/9/2012).

0 komentar:

Posting Komentar